Prikkitioe's Blog











{November 6, 2009}   W- Black Hole

Lubang hitam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Relativitas umum
Accretion disk.jpg

Topik-topik terkait
sunting

Lukisan rekaan dari lubang hitam di depan galaksi Bima Sakti yang bermassa 10x massa matahari kita, dilihat dari jarak 600 km.

Lubang hitam adalah sebuah pemusatan massa yang cukup besar sehingga menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar. Gaya gravitasi yang sangat besar ini mencegah apa pun lolos darinya kecuali melalui perilaku terowongan kuantum. Medan gravitasi begitu kuat sehingga 8kecepatan lepas di dekatnya mendekati kecepatan cahaya. Tak ada sesuatu, termasuk radiasi elektromagnetik yang dapat lolos dari gravitasinya, bahkan cahaya hanya dapat masuk tetapi tidak dapat keluar atau melewatinya, dari sini diperoleh kata “hitam”. Istilah “lubang hitam” telah tersebar luas, meskipun ia tidak menunjuk ke sebuah lubang dalam arti biasa, tetapi merupakan sebuah wilayah di angkasa di mana semua tidak dapat kembali. Secara teoritis, lubang hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya yang dapat diamati.

[sunting] Landasan Teori

Teori adanya lubang hitam pertama kali diajukan pada abad ke-18 oleh John Michell and Pierre-Simon Laplace, selanjutnya dikembangkan oleh astronom Jerman bernama Karl Schwarzschild, pada tahun 1916, dengan berdasar pada teori relativitas umum dari Albert Einstein, dan semakin dipopulerkan oleh Stephen William Hawking. Pada saat ini banyak astronom yang percaya bahwa hampir semua galaksi dialam semesta ini mengelilingi lubang hitam pada pusat galaksi.

Adalah John Archibald Wheeler pada tahun 1967 yang memberikan nama “Lubang Hitam” sehingga menjadi populer di dunia bahkan juga menjadi topik favorit para penulis fiksi ilmiah. Kita tidak dapat melihat lubang hitam akan tetapi kita bisa mendeteksi materi yang tertarik / tersedot ke arahnya. Dengan cara inilah, para astronom mempelajari dan mengidentifikasikan banyak lubang hitam di angkasa lewat observasi yang sangat hati-hati sehingga diperkirakan di angkasa dihiasi oleh jutaan lubang hitam.

 

  • Asal Mula Lubang Hitam

Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya gravitasinya sendiri. Banyak obyek (termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom dan nuklir dalam dirinya yang sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.

  • Pertumbuhannya

Massa dari lubang hitam terus bertambah dengan cara menangkap semua materi didekatnya. Semua materi tidak bisa lari dari jeratan lubang hitam jika melintas terlalu dekat. Jadi obyek yang tidak bisa menjaga jarak yang aman dari lubang hitam akan terhisap. Berlainan dengan reputasi yang disandangnya saat ini yang menyatakan bahwa lubang hitam dapat menghisap apa saja disekitarnya, lubang hitam tidak dapat menghisap material yang jaraknya sangat jauh dari dirinya. dia hanya bisa menarik materi yang lewat sangat dekat dengannya. Contoh : bayangkan matahari kita menjadi lubang hitam dengan massa yang sama. Kegelapan akan menyelimuti bumi dikarenakan tidak ada pancaran cahaya dari lubang hitam, tetapi bumi akan tetap mengelilingi lubang hitam itu dengan jarak dan kecepatan yang sama dengan saat ini dan tidak terhisap masuk kedalamnya. Bahaya akan mengancam hanya jika bumi kita berjarak 10 mil dari lubang hitam, dimana hal ini masih jauh dari kenyataan bahwa bumi berjarak 93 juta mil dari matahari. Lubang hitam juga dapat bertambah massanya dengan cara bertubrukan dengan lubang hitam yang lain sehingga menjadi satu lubang hitam yang lebih besar.

 



{November 6, 2009}   W- Aurora

Aurora

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Untuk kegunaan lain dari Aurora, lihat Aurora (disambiguasi).

Aurora Borealis di atas Danau Bear, Alaska

Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.



{November 6, 2009}   K- Planet Ekstrasolar
Molekul Organik Kembali Ditemukan di Planet Ekstrasolar
HD 209458b

Rabu, 21 Oktober 2009 | 22:00 WIB

PASADENA, KOMPAS.com — Para ilmuwan NASA kembali mendeteksi sebuah planet asing di luar tata surya (planet ekstrasolar) yang mengandung molekul organik. Planet tersebut memang mustahil dihuni makhluk hidup karena berwujud planet gas yang sangat panas. Akan tetapi, planet tersebut bisa memberikan banyak informasi baru soal sejarah kehidupan.

“Ini merupakan planet kedua di luar sistem tata surya kita yang mengandung air, metana, dan karbon dioksida, komponen-komponen penting dalam proses biologi di planet-planet yang mungkin dapat dihuni,” ujar Mark Swain, peneliti dari Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, AS. Planet tersebut berhasil diamati dengan dua teleskop canggih, yakni Teleskop Ruang Angkasa Hubble dan Teleskop Ruang Angkasa Spitzer.

Molekul-molekul tersebut terdeteksi dengan instrumen spestroskopi yang mampu memisahkan sebuah rekaman berdasarkan pantulan cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Data teleskop Hubble menggunakan kamera inframerah dan spektrometer multiobyek mengungkap molekul-molekul tersebut, sedangkan fotometer dan spektrometer inframerah Spitzer mengukur kadar kandungannya.

Planet bernama HD 209458b itu merupakan planet gas raksasa yang ukurannya lebih besar daripada Planet Jupiter. Planet ini mengorbit sebuah bintang mirip matahari yang berada di konstelasi Pegasus, sekitar 150 tahun cahaya dari Bumi. Sebelumnya, para peneliti NASA mendeteksi planet asing pertama yang mengandung komponen-komponen organik di planet HD 189733b pada Desember 2008.



{November 6, 2009}   K- Planet Mirip Bumi
Planet Mirip Bumi Ditemukan di Luar Tata Surya
Ilustrasi planet

Jumat, 18 September 2009 | 11:06 WIB

BEIJING, KOMPAS.com — Beberapa ahli astronomi telah menemukan planet berbatu di luar sistem tata surya kita, dengan kepadatan yang terbukti sama dengan Bumi, demikian laporan studi oleh satu tim Eropa.

Planet itu, yang dikenal sebagai COROT-7b, ditemukan pada Februari tahun ini oleh teleskop antariksa Eropa, COROT, yang telah melacak bintang tersebut yang diputarinya.

Planet itu berjarak sekitar 500 tahun cahaya dari Bumi di dalam gugus bintang Monoceros, Unicorn. Meskipun para ilmuwan telah mencari kehidupan di langit dalam waktu cukup lama, ada dugaan bahwa satu planet memerlukan permukaan padat untuk menunjang kehidupan.

Dari lebih 300 exoplanet yang dikenal, itu adalah planet pertama yang ditemukan yang tidak besar dan mengandung gas.

Temuan mengenai planet berbatu dengan kepadatan seperti Bumi membawa kita satu langkah lebih dekat untuk menemukan planet lain yang serupa dengan planet kita.

Meskipun planet itu sangat panas dan kekurangan air berarti tampaknya planet tersebut tak bisa menampung kehidupan, para ilmuwan mengatakan, hal itu tetap menjadi satu langkah penting karena itu memperlihatkan planet berbatu benar-benar ada.

Temuan tersebut akan diterbitkan di dalam jurnal Astronomy and Astrophysics, terbitan 22 Oktober.



Wuih… Ledakan Meteor di Bone Lampaui Kekuatan Bom Atom
Foto-foto dari jarak lebih dekat akan mengungkap lebih jauh mengenai bentuk, umur, dan komposisi Asteroid Steins.

Kamis, 29 Oktober 2009 | 16:24 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com — Ledakan meteor di Bone, Sulawesi Selatan, pada 8 Oktober lalu menyita perhatian ilmuwan dunia. Ledakan yang dipicu asteroid besar itu bahkan dilaporkan sampai terdeteksi oleh alarm infrasound milik Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty Organization (CNTBTO) yang berjarak 10.000 km dari lokasi jatuhnya meteorit.

Seperti dilaporkan Spaceweather.com, ledakan besar di Bone dipastikan akibat jatuhnya asteroid berdiameter 10 meter. Kekuatan ledakan itu, menurut peneliti dari University of Western Ontario, Elizabeth Silber dan Peter Brown, setara dengan 50 kiloton bom TNT. Atau, dua sampai tiga kali lipat lebih kuat dari ledakan bom atom yang terjadi di Perang Dunia ke-II.

Sampai-sampai, ledakan ini terdeteksi oleh alat sensor CNTBTO yang memang dikhususkan mendeteksi aktivitas atau ledakan nuklir di bumi. Ledakan ini sangat mengejutkan astronom dunia. Sebab, mereka tidak mendeteksi keberadaan asteroid ini sebelum menghunjam bumi.

Berdasarkan data statistik menyangkut populasi asteroid yang beredar di dekat bumi, asteroid-asteroid cukup besar seperti yang jatuh di Bone biasa menghantam bumi dalam kisaran 2-12 tahun sekali. “Observasi lebih lanjut akan sangat berharga untuk bisa menjelaskan event unik ini,” tutur Silber.

Seperti diketahui, ledakan asteroid ini sempat mengakibatkan kepanikan warga. Tanah-tanah dan bangunan bergetar, langit pun bergemuruh. Awalnya, ledakan ini sempat dikira ledakan pesawat, bahkan sampai gempa. (jon)



et cetera